IPNU Gandrirojo Pelopori Lomba Karya Ilmiah

0

Rembang, NU Online – Ratusan pelajar Pimpinan Komisariat IPNU MA Yayasan Sosial Pendidikan Islamiyah Syafi’iyah (YSPIS) Desa Gandrirojo Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang, Ahad (18/12) pagi menyelenggarakan grand final lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang berpusat di aula sekolah setempat.

Kumandang lagu Indonesia Raya sebagai pertanda dibukanya acara. Diikuti lagu Mars BPPM-NU yang menjadi lagu wajib pada setiap kegiatan resmi madrasah tersebut.

Kepala MA YSPIS Muhtar Nur Halim mengatakan, lomba karya ilmiah remaja berbasis rombongan belajar ini sudah dimulai sejak bulan Agustus kemarin. Jadi di Madrasah ini ada 18 rombongan belajar yang diharuskan untuk membuat satu karya ilmiah.

“Kemudian hasilnya kami serahkan kepada dewan juri yang merupakan dosen dari beberapa perguruan tinggi untuk menguji dari masing-masing karya ilmiah menjadi lima finalis tersebut,” terangnya kepada NU Online di sela-sela pelaksanaan grand final.

Kelima finalis yang telah lolos dalam proses seleksi langsung berhadapan dengan para dewan juri. Mereka diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya mereka dalam sidang terbuka yang disaksikan oleh seluruh civitas akademika MA YSPIS.

“Targetnya adalah bagaimana kader-kader Nahdlatul Ulama yang ada di Komisariat MA YSPIS ke depan menjadi terbiasa untuk melakukan penelitian. Tidak gegabah mengambil keputusan, kesimpulan, tapi segala sesuatunya diambil dari sisi ilmiahnya, dari sisi penelitiannya. Untuk kemudian dimunculkan gagasan-gagasan,” jelas Muhtar yang sekaligus menjabat sebagai Ketua MWCNU Sedan tersebut.

Final ini semakin semarak dengan sorak-sorai dari para pendukung kelima finalis. Suasana aula yang cukup sesak tidak mengurangi antusiasme para penonton dalam mendukung para finalis. Tidak ketinggalan, acara tersebut juga disiarkan langsung oleh radio komunitas Yespeace FM.

Muhtar menambahkan, kader NU harus tidak mudah tergiur pada sesuatu yang tidak terbiasa. Kebiasaan masyarakat kan meng-klaim, memutuskan, menyimpulkan ala mereka. Kalau dibiasakan dengan karya ilmiah seperti ini, insyaAllah nantinya mereka akan terbiasa mengambil rumusan-rumusan berdasarkan strategi pemikiran dan juga rumusan-rumusan ilmiahnya.

“Bahkan mereka tidak gampang suudzon, tidak gampang menghina, melecehkan, menistakan. Karena mereka berdasarkan ilmu ilmiah dan kajian-kajian ilmiah dalam mengambil keputusan terhadap sesuatu,” tutupnya. (Aan Ainun Najib/Abdullah Alawi)

sumber : www.nurfmrembang.com

Leave A Reply

X