Di era milenal sekarang ini, negara kita membutuhkan generasi penerus bangsa yang memiliki karakter yang berkualitas serta sumber daya manusia yang mengerti akan ilmu pengetahuan dan sikap kepemimimpinan. Tak hanya ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan nasional saja, namun ilmu pengetahuan tentang keagamaan juga harus di dilestarikan dan dijalankan. Dengan begitu kemampuan terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu keagamaan akan menjadi seimbang sehingga menghasilankan generasi yang sanggup dalam menghadapi tantangan di era milenial ini. Di balik ini semua, tentunya generasi penerus bangsa perlu di kenalkan dan diberikan motivasi agar menjadi generasi yang dapat menjadi penerus bangsa yang baik serta bertanggung jawab, apalagi terhadap sistem kepemimimpinan terhadap masyarakat.
Kabupaten Rembang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Kabupaten yang terletak di ujung timur Jawa Tengah ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, tepatnya berbatasan dengan Kabuppaten Tuban. Kabupaten Rembang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang cukup mumpuni, daerah yang dikenal dengan sebutan Kota Garam ini disebabkan karena sebagian besar daerahnya merupakan daerah pesisir. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian besar daerah di Kabupaten Rembang juga merupakan daerah pegunungan dan dataran rendah. Dengan kelebihan Sumber Daya Alam yang mumpuni, tentunya harus di imbangi dengan Sumber daya Manusia yang berkualitas juga agar masyarakat Kabupaten Rembang menjadi masyarakat yang memiliki kualitas tinggi dalam mengembangkan kotanya sendiri, maupun ikut berperan aktif dalam mengembangkan negara Indonesia.
K.H. Maemun Zubaer merupakan salah satu ulama NU yang berasal dari Kabupaten Rembang. Beliau dikenal sebagai salah satu ulama yang kharismatik dari Indonesia. K.H Maemun Zubaer merupakan putra dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Beliau lahir di sebuah desa yang berada di daerah pesisir pantai utara tepatnya di Desa Karang Mangu, kecamatan Sarang. Beliau lahir pada hari kamis, 28 Oktober 1928. Apabila diurutkan silsilahnya, K.H Maemun Zubaer merupakan seorang ulama yang keturunan langsung dari Sunan Giri. Beliau merupakan seorang ulama yang memiliki kepribadian santun dan bijaksana. Dengan kondisi hidup di daerah pesisir, yang sebagian besar masyarakatnya memiliki kepribadian yang keras, tidak membuat pribadi beliau berubah begitu saja, beliau tetap memiliki pribadi yang baik, santun dan lemah lembut terhadap orang di sekelilingnya.
Pada saat K.H Maemun Zubaer berusia dini, beliau diasuh langsung oleh kakek dan ayahnya dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan juga ilmu agama seperti ilmu Shorof, Nahwu, Fiqih, Manthiq, Balaghah, dll. Tak berhenti hanya disini, beliau juga melanjutnya
proses pembelajarannya di usia muda yang pada kala itu beliau telah menghafalkan beberapa kitab seperti Al-Jurumiyah, Imrithi, ALfiyah Ibnu Malik, Matan Jauhaotut Tauhid, Sullamul Munauroq, serta Rohabiyyah fil Faoid, dsb. Setelah menginjak dewasa beliau tetap melanjutkan pendidikannya di Pondok Lirboyo, Kediri. Lalu, beliau beliau mengamalkan ilmunya dengan melakukan pengabdian di kampong halamannya. Ilmu yang di dapatkan mulai dari belajar, menghafal, dan memahami sehingga ilmu yang didapatkan menjadi ilmu yang berkah bagi beliau dan juga bagi masyarakat. Beliau menjadi pendiri dan pengasuh salah satu pondok pesantren di Kecamatan Sarang, Rembang yaitu Pondok Pesantren Al- anwar. Yang hingga saat ini pondok pesantren yang didirikan beliau masih tetap berfungsi sebagai tempat mencari ilmu oleh para santri di Kota Rembang dan juga santri dari luar daerah Rembang.
Selain menjadi seorang tokoh agama beliau juga menjadi seorang politikus, dapat diketahui bahwa beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR di Kabupaten Rembang pada tahun 1971 hingga tahun 1978, selain menjadi anggota DPR, beliau juga menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah dari tahun 1987 hingga tahun 1999. Tak hanya itu, beliau juga pernah menjabat sebagai ketua syuriah NU Provinsi Jawa Tengah dan menjadi Ketua Jam’iyah Tariqah NU. Tentunya di sela-sela kesibukan beliau dalam menjalankan kepemerintahan, beliau juga tetap melestarikan dan menjalankan tugasnya sebagai seorang ulama yang bijaksana.
Beberapa karya yang di buat oleh K.H Maemun Zubaer yaitu Nushushul Akhyar adalah kitab yang menjelaskan tentang penetapan awal puasa, Idul Fitri dan pembahasan terkait tempat Sa’I, Tarajim Masyayikh Al-Ma’ahid Ad-Diniah bi Sarang Al-Qudama’ merupakan kitab yang berisi biografi lengkap ulama-ulama Sarang, Al-Ulama’ Al- Mujaddidun kitab inilah yang sering di kaji oleh Gus Baha, dll.
Dari ulama NU K.H Maemun Zubaer kita dapat menjadikan beliau sebagai motivasi para generasi milenial di era modern. Dengan ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang diselarasakan, serta karya-karya yang dibuat di tengah-tengah kesibukan beliau pada kala itu, tentunya dapat dijadikan sebagai contoh oleh generasi penerus bangsa ini agar dapat aktif dalam belajar mengemban ilmu pengetahuan dan juga ilmu agama serta mengembangkan potensi yang dimilikinya. Yang nantinya potensi yang kita miliki dapat bermanfaat bagi diri kita sendiri maupun bagi masyarakat di lingkungan sekitar dan juga bagi negara Indonesia. ENI WINARTI.