Rembang – pelajarNUrembang.or.id | Mewabahnya Virus Corona yang terjadi di Indonesia khususnya Kabupaten Rembang membuat sekolah dan pondok pesantren diliburkan, sebagai bentuk kebijakan pemerintah dalam memutus mata rantai penularan. Melihat kondisi yang belum menentu Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bersama Pengurus Ponpes Raudlatut Thalibin Kabupaten Rembang mengadakan Talk Show Online sesuai prosedur guna menyapa pelajar atau santri dari rumah.
Pengurus Ponpes Raudlatut Tholibin, Nurul Khotimah mengatakan bahwa santri yang bermukim di ponpes sengaja dipulangkan ke rumah maisng – masing dengan proses anjuran sesuai pemerintah untuk meminimalisir resiko. Pemulangan santri putra dan santri putri Ponpes Raudlatut Thalibin dilakukan bertahap melihat kondisi kota atau daerah tempat tinggal mereka berzona merah artinya larangan atau berzona hijau artinya wilayah bebas dari virus.
“Berhubung sekolah di Rembang diliburkan dari pihak Pondok Pesantren juga ikut memulangkan santri dengah bertahap dan seusia anjuran pemerintah. Pertama kali dipulangkan yaitu santri daerah Rembang sendiri, kemudian di ikuti wilayah Blora, Kudus, Demak, dan Pati menggunakan Bus tertutup.”Ungkapnya, Sabtu sore (9/5/2020) saat live Talk Show dikediaman Rekanita Shulca.
Pengurus sekaligus santri yang bersal dari Karawang tersebut menjelasakan pemulangan santri diluar karisidenan Pati seperti Semarang dan Pekalongan dilakukan pada kloter kedua dengan prosedur dan penjagaan lebih ketat. Sedangkan untuk santri berdomisili luar provinsi dan luar pulau Jawa tidak dipulangkan dan tetap mukim di Pesantren mengikuti rutinitas megaji seperti biasa dan menerapkan pola hidup lebih sehat lagi.
“Sebelum santri putra dan putri dipulangkan, mereka diberi penjelasan terkait apa itu Virus Corona (covid -19) karena tidak semua orang mengetahuinya. Penjelasan yang diberikan terkait pencegahan dapat menghilangkan rasa parno atau takut berlebihan, karena diluar banyak beredar berita kejam dengan memeberitakan orang-orang dijalanan meninggal tanpa sebab akibat, seperti yang terjadi di Wuhan. ”Jelasnya.
Sementara, Santri Asal kalimatan Sely Puspita mengatakan melihat temen-temannya santri yang sudah pulang bertemu keluarga, ada rasa sedih pada dirinya karena belum bisa pulang ke kalimantan bertemu keluarga sendiri. Disisi lain merasa senang masih bisa mengaji dan dekat pengurus pondok pesantren yang selalu menemani.
“Sedih banget yang lain sudah pulang bertemu keluarga sedangkan dari luar jawa masih tetap di pondok karena faktor rumah yang jauh dan transportasi sudah langka. Tapi senang juga berada di pondok karena masih bisa mengaji meskipun waktunya terbatas, justru curhat teman – teman santri yang berada dirumah bosan dan ingin kembali ke pondok.
Pihak Pondok pesantren sendiri menyikapi santri yang berada dirumah dituntut untuk terus belajar dan mengaji online melalui akun media Youtube Pondok Pesantren @Gusmus Chanel setiap harinya. Sedangkan santri yang tidak dipulangkan karena faktor tempat tinggal jauh dari pihak pondok pesantren melakukan pendekatan yang dilakukan pengurus kepada santri. (wiliam)