Sulang, pelajarnurembang.or.id – Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) merupakan ujung tombak atau garda terdepan Nahdlatul Ulama. Organisasi pelajar ini merupakan awal mula pengkaderan NU yang nantinya akan melahirkan kader-kader NU yang militan dalam meneruskan perjuangan para pendahulunya.
Kepala Madrasah Diniyyah Desa Glebeg, KH. Damari, S.Ag mengatakan bahwa dengan maraknya terorisme dan Islam garis keras, sejak dini perlu adanya sosialisasi tentang ajaran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin untuk menangkal aliran-aliran yang bersifat radikal.
“Murid-murid madrasah diniyyah harus tahu agama Islam yang sebenarnya. Sejak awal harus ditanamkan ajaran Islam yang damai dan menentramkan kepada mereka. Bukan ajaran keras yang menimbulkan kekacauan dan keresahan.”, jelasnya.
Menurut Pak Damari, sapaan akrabnya, kader IPNU IPPNU inilah yang akan meneruskan perjuangan dan berkhidmah kepada ulama. “Semoga nanti anak-anak tidak tergabung dengan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia, red.), tidak ikut-ikutan demo disana-sini kayak FPI. Mereka harus setia pada Pancasila dan cinta NKRI”, ungkapnya.
Untuk diketahui, Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Desa Glebeg PAC Sulang menyelenggarakan peringatan Isra’ Mi’raj Ahad (9/04/2017). Kegiatan yang bertajuk ” IPNU-IPPNU GLEBEG BERSOLAWAT” ini diisi dengan lomba-lomba di pagi hari dan ditutup dengan bersolawat sampai sore hari.
Dengan diiringi oleh Group Hadroh Thibbul Qulub dan Asshobaba, antusias peserta dalam mengikuti kegiatan yang digelar di Madrasah Diniyyah Desa Glebeg tersebut sangatlah luar biasa. Ratusan murid madrasah ikut berpartisipasi dan didampingi oleh ustadz dan ustadzahnya. Ditambah lagi dengan hadirnya kader IPNU-IPPNU dari ranting lain yang turut memeriahkan acara.
Mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang IPNU Kecamatan Sulang, Yulyotis bersyukur sekali dengan adanya sosialisasi dini setelah kepemimpinannya usai beberapa bulan yang lalu. “Saya harap ranting-ranting yang lain bisa seperti ini. Kita harus berani bersosialisasi sejak dini, karena kaderisasi harga mati.” tegasnya. (K.Shod/Kim)
